Logam
berat merupakan kelompok logam dan metaloid dengan kepadatan atom lebih besar dari 4000 kg m-3 atau 5 kali lebih banyak
dari air (Garbarino et al., 1995).
Meskipun, beberapa dari logam berat bertindak sebagai mikronutrien yang penting
bagi makhluk hidup,tetapi pada tinggi konsentrasi tinggi mereka dapat
menyebabkan keracunan (Lenntech,
2004). Logam
yang paling beracun adalah yang memiliki oksidasi paling stabil misalnya Cd2+,
Pb2+, Hg2+, Ag+, As3+ ( Duruibe et al., 2007). Kontaminasi
air tanah oleh logam berat, baik yang berasal dari sumber alami tanag atau dari
sumber antropogenik adalah permasalahan
yang mencakup terhadap kesehatan masyarakat. Salah satu pendekatan
pengolahan air tanah yaitu fisika-kimia. Salah satu teknik fisika yang
digunakan adalah barrier, sebagian besar terdapat dua atau lebih proses untuk
menangani masalah kontaminasi (Hashim et
al., 2011).
Ketika digunakan sebagai bagian dari
program remediasi kontaminan, permeable reaktif membran merupakan teknologi
aplikasi bermutu yang dapat menghilangkan, menyimpan, atau mengolah kontaminan
air yang memiliki dampak kecil bagi lingkungan (Snape et al., 2001). Permeable
reactive barriers (PRB) merupakan media reactif pada sub permukaan yang
dirancang untuk mencegah kontaminan, menyediakan jalur aliran melalui media
reactive dan mengubah kontaminan ke lingkungan setelah remediasi konsentrasi
pada barrier (USEPA, 1989). PRB dirancang untuk lebih permeable dari bahan
akuifer sekitarnya sehingga air dapat mudahmengalir melalui itu dan
mempertahankan air tanah selama pengolahan kontaminan (Yin and Allen, 1999).
Menurut Scherer et al, (2000)
dikalsifikasikan teknologi permeable barrier menjadi tiga jenis, sesuai dengan
proses pemisahan yang digunakan didalamnya
1. Penyerapan :
zeolit, humic material, oksidasi, agen prespitasi
2. Reaksi kimia :
zero valent metal, mineral
3. Proses biologi:
oksigen dan pelepasan komponen nirat, material organik
Ketika dalam proses penyerapan pada
PRB, kontaminan pada akuifer yang bermigrasi melalui dinding reaktif dapat
dijadikan tidak aktif pada in situ dengan penyerapan ke bahan reaktif yang
terkandung dalam pengolahan dinding melalui ion exchange kompleksasi permukaan,
prespitasi permukaan atau sekat hidrofobik (Schwarzenbach et al., 1993). Penyerapan dapat menggunkan lumpur merah karena
memiliki kemampuan untuk menghilangkan berbagai kontaminan dan logam bert dari
air limbah (Apak et al., 1998; Gupta et al.,
2004; Gupta and Saini, 2004; Gupta and Sharma, 2002) dan drainse tambang asam
(AMD) (Komnitsas at al., 2004.).
Lumpur merah dengan komposisi alumunium, besi, kalsium silikia, titanium oksida
dan hidroksida yang berasal dari penyerapan dan penhancuran bauksit selama pada
proses Bayer yang dilaporkan memiliki reaktifitas permukaan yang tinggi (Apak et al., 1998; Chvedov et al., 2001). Penyerapan logam berat
Pb, Cd dan Zn ditemukan menjadi immobile menggunakan perlakuan lumpur merah (Santona
et al., 2006).
Han et al, (2000) melaporkan karbon aktif granular (GAC) sangat cocok
untuk digunakan dalam permeable reaktif barrier, terutama untuk menghilangkan
Cr(VI) dari air tanah yang terkontaminasi. Selain itu PRB dengan karbon aktif
dan mikroorganisme meningkatkan efisiensi degradasi PAH yang teradsorpsi pada
karbon (Leglize, 2004). Penelitian yang dilakukan Mon et al, (2005) pengolahan dengan lumpur merah, konsentrasi Cu dalam
sampel air sungai tercemar menurun dari 0,537 mg/ml menjadi 0,369 mg/ml pada pH
antara 3-11 pada suhu 300C. Ion Cu dapat dihilangkan dari cairan dengan
menggunalan lumpur merah (Nadaroglu et al., 2010).
Zeolit adalah mineral tectosilikat
yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai pengolahan mineral pada permeable
reaktif barrier karena pertukaran ion yang tinggi, penyerap, katalitik dan
kapasitas molekul penyaringan (Roehl et
al., 2005). Penelitian Kocaoba
(2009) Zeolitic mineral clinoptilolite [(Ca, Mg, Na2, K2)
(Al2Si10O24. 8H2O)]) untuk
efisiensi menghilangkan CD(II), Cu(II) dan Ni(II) dari cairan. Penelitian iron
sorbents pada permeabel reaktif yang telah dilakukan oleh Su and Puls (2001)
tentang efektifitas Zero Valent Iron(ZVI) untuk menghilangkan logam berat
arsenic. Sun et al, (2006) melaporkan
dibawah kondisi anaerobic menghilangkan arsenite lebih mudah dengan ZVI
sedangkan menghilangkan arsenate lebih efisien pada kondisi aerobic. Arsenite
dipresipitasi pada kondisi anaerobic dan arsenate diadsorpsi pada iron dan
produk korosi iron pada kondisi anaerobic
Agen
kimia reaktif juga dapat digunakan dalam PRB untuk kontaminan yang mengendap
(Hashim et al., 2011). Bahan reaktif
yang dapat digunakan antara lain garam besi, lime, kapur, flyash, fosfat, Mg(OH)2,
MgCO3, CaCl2, CaSO4, BaCl 2 dan
logam zero valent (Yin and Allen, 1999). Selain itu terdapat barrier biologi
dengan bioreactor in situ untuk transformasi mikroba pada senyawa yang
berpotensi berbahaya. Terdapat banyak peneltian yang telah dilakukan dengan
zona bioreaktif yang direkayasa untuk
mengubah kondisi redoks atau menyediakan substrat atau nutrisi yang
memfasilitasi alami sistem biodegradatif
sistem. Saat ini, zona reaktif biologis mengandalkan pada nutrisi terlarut atau
nutrisi disuntikkan untuk mendukung biodegradasi
kontaminan melewati barrier (Barbaro and
Barker, 2000; Fang et al.,
2002;. Hunkeler et al., 2002;. Witt et al,.
2002). Hunter and Kuykendall (2005) melaporkan biobarrier in-situ yang
berisi minyak kedelai mampu menghilangkan 98% selenite dari aliran air tanah. Bakteri
reduksi sulfat juga mampu mereduksi selenite untuk unsur pembentuk selenium
sulfide (Hockin and Gadd, 2003). Penelitian yang dilakukan Quintanilla et al, (2010) menggunakan nanofiltrasi sebagai barrier kontaminan
organic pada water reuse. Nanofiltrasi dan reverse osmosis dapat menghilangkan
kontaminan air selama pengolahan air untuk resapan air tanag atau pengolahan
air minum (Radjenovic et al., 2008;
Bellona et al., 2008; Schrotter et al., 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar